Jumat, 23 Juli 2010

“ DOMESTIC ARCHITECTURE AND THE USE OF SPACE “ An interdisciplinary cross-cultural study, Edited By : Susan Kent


Chapter 4 : The Built Environtment and Consumer Decisions

“ LINGKUNGAN BINAAN DAN KEPUTUSAN KONSUMEN “

( Richard R. Wilk )

Dalam bab ini, penulis mencoba untuk menjelaskan keterkaitan antara fungsi dan sifat dari lingkungan binaan yang notabene adalah sebuah lingkungan yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan keputusan konsumen sebagai pemilik lingkungan binaan yang dipengaruhi beberapa aspek, yakni ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan. Dalam hal ini, lingkungan binaan yang dimaksud adalah rumah.


Keputusan konsumen tersebut pada umunya pilihan untuk tujuan investasi, mengembangkan rumahnya, meningkatkan derajat hidup, dan berujung pada kesejahteraan bersama individu yang terdapat dalam linkungan binaan tersebut. Namun, dengan adanya ketidak-samaan kebutuhan masing – masing individu, perlu adanya perhatian terhadap bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada agar kebutuhan tersebut dapat terakomodir selama proses pembentukan hingga rumah tersebut dapat dihuni.


Rumah adalah bagian dari bidang sosial yang lebih besar, dan keputusan untuk membeli, membangun, atau mengubah rumah dihubungkan dengan keputusan yang mengacu pada kepentingan pribadi dan sosialisasi. Keputusan pribadi berhubungan dengan kebutuhan pribadi akan suatu hal, baik primer, sekunder, maupun tersier, sedangkan keputusan sosialisasi biasanya berhubungan dengan keselarasan dan keharmonisan dengan tetangga sekitar. Dalam hal ini, keputusan pribadi harus memperhatikan keputusan akan kebutuhan sosialisasi, agar tidak terjadi ketimpangan sosial antar individu.


Dalam budaya barat, orang cenderung memutuskan untuk menikah sebelum mereka membeli rumah, dan mereka cenderung mengubah rumah mereka ketika derajat kehidupan mereka, prospek pendapatan, stabilitas perkawinan, dan usia anak-anak mulai bertambah mengikuti kebutuhan yang juga semakin berkembang dengan mempertimbangkan pula kehidupan sosial sekitarnya, karena biasanya semakin meningkat derajat kehidupan dalam hal ini melimpahnya materi, orang akan cenderung tertutup dan tidak bergaul dengan orang lain, karena merasa apa yang diinginkan dapat dilakukannya sendiri.


Dalam kebudayaan lain, hubungan dengan keluarga, kondisi politik lokal, kesuburan tanah, batas-batas etnis atau kemiripan etnis, dapat dijadikan pertimbangan dalam keputusan untuk membentuk lingkungan binaan berupa rumah. Manusia membentuk rumahnya dengan pengetahuan dari kebudayaan dan batasan – batasan yang berlaku pada daerah dimana rumah tersebut dibangun. Penggabungan antara budaya setempat yang bersifat tradisional dengan sesuatu yang modern juga tidak dilarang selama masih dalam batas kewajaran, hal ini disebut juga dengan konsep akulturasi.


Untuk memahami keputusan-keputusan konsumen terhadap sebuah rumah, kita tidak harus mulai dengan sesuatu yang besar, teori menyeluruh dari keseimbangan fungsi yang kompleks, estetika, dan makna. Sebaliknya, kita harus mempelajari berbagai faktor manusia yang mempengaruhi keputusan untuk membeli, desain, membangun, mengubah, memperbaiki, menjual, dan menghancurkan rumah-rumah, untuk melihat bagaimana seseorang mencapai keseimbangan melalui interaksi pengetahuan budaya dan tindakan pragmatis.


Untuk menjelaskan hal tersebut di atas, Richard R. Wilk melakukan penelitian dengan studi kasus kehidupan ekonomi dan perumahan etnis Kekchi Maya, di Belize Selatan, Amerika Tengah. Kekchi Maya ini berasal dari daerah Verapaz Guatemala. Mereka bermigrasi ke Belize pada akhir 1800-an setelah kehilangan tanah mereka dan kebebasan untuk petani kopi Jerman. Dengan populasi sekitar 5000 orang, Kekchi Maya menetap di daerah dataran rendah sepanjang sungai dan sungai, membentuk desa-desa terpencil kecil di seluruh Toledo. Karena mereka ter-isolasi, Kekchi telah menjadi kelompok etnis yang paling mandiri di Belize. Mereka juga orang-orang damai dikenal untuk praktik koperasi mereka dalam pembangunan pertanian dan budaya.


Etnis Kekchi Maya terbagi menjadi 2, yakni etnis Kekchi Maya daerah Utara dan Selatan. Beberapa komunitas Kekchi Maya yang bertempat tinggal di daerah Utara memiliki pendapatan lebih besar daripada lainnya, karena letak dekat dengan jaringan jalan yang memudahkan mereka berinteraksi dengan sekitarnya, memudahkan mereka untuk menjual hasil bumi, berupa padi, jagung, kacang, dan babi. Selain itu, tidak sedikit dari mereka juga dijadikan buruh bayaran musiman oleh etnis Non-Indian untuk mengolah lahan pertaniannya dan ber-wiraswata dengan membangun toko dan usaha grosir. Dari segi peradaban-pun sudah mulai adanya pergeseran budaya tradisional kearah modernisasi. Berbeda dengan komunitas Kekchi Maya yang bertempat tinggal pada daerah Selatan, mereka belum terlalu mengenal dunia luar sehingga dari segi peradaban-pun masih asli dari segi ekonomi, mereka juga tidak terlalu baik, karena hasil bumi dikonsumsi sendiri dan tidak diperjual-belikan ke luar. Perbedaan inilah yang diteliti sebagai dasar untuk menentukan keputusan konsumen terhadap rumah mereka.


Bagi sebuah keluarga etnis Kekchi Maya pada daerah Utara, kaum pria sebagai kepala keluarga menjadi penyokong dana utama dalam pembangunan dan pengembangan rumah tempat tinggalnya, sedangkan istri dan anak mereka tidak berkewajiban meskipun mereka juga memiliki pendapatan dari bekerja, sehingga kebanyakan pendapat istri dan anak menjadi pendapatan sekali pakai yang cenderung konsumtif. Mereka mengembangkan rumah mereka untuk mengakomodir kebutuhan yang bersifat sekunder, bahkan tersier seperti membangun garasi untuk mobil, dan motor, menambah ruangan untuk meletakkan perabotan yang mereka beli dengan pendapatan mereka yang berlebih dengan alas an sebagai investasi untuk masa depan. Dari segi morfologi, rumah mereka dibangun dengan material-material baru yang tidak diambil dari alam. Meskipun demikian, mereka tidak menghilangkan unsur budaya mereka, karena mereka mengembangkan rumah mereka tanpa merubah rumah asli mereka, mereka diijinkan untuk membangun pengembangan rumah mereka didepan ataupun di belakang rumah asli mereka. Sedangkan etnis Kekchi Maya pada bagian Selatan lebih baik apabila dilihat dari segi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai pemenuhan kebutuhan, dari pangan hingga papan. Mereka membangun dan mengembangkan rumah mereka dengan menggabungkan material lokal yang ada.


Namun sekarang telah terjadi perubahan dalam keputusan konsumen etnis Kekchi Maya pada daerah Utara, apabila dahulu mereka menginvestasikan pendapatan pada barang – barang bersifat sekunder dan tersier yang mewah, sekarang mereka mulai menginvestasikan masa depan pada anak – anak mereka berupa pendidikan di sekolah. Dengan sekolah, mereka berharap anak – anak mereka mendapat ilmu yang dapat digunakan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak di masa depan daripada sekedar buruh bayaran. Dengan ini, mereka dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi sekaligus meningkatkan derajat kehidupan dan status sosial.


Setelah melakukan studi kasus terhadap kehidupan ekonomi dan perumahan etnis Kekchi Maya, maka Richard R. Wilk menuliskan faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terhadap rumah yang akan maupun telah dimiliki , diantaranya :

1. Nilai relatif dari upah laki-laki dan perempuan, dan keadaan pasar buruh.

2. Nilai moneter dan budaya ditempatkan pada pekerjaan rumah tangga

3. Nilai pekerja anak di rumah dan pasar

4. Sejauh mana perempuan memiliki dan mengelola properti dan uang tunai mereka

5. Pentingnya harta warisan bagi generasi muda

6. Sistem yang ada pernikahan dan tempat tinggal dan siklus domestik

7. Jenis-peluang upah buruh migran yang tersedia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar