Jumat, 25 Juni 2010

" Simpul Keramaian Kawasan Peterongan Kota Semarang "

1. Pendahuluan

Semarang adalah kota yang mempunyai fungsi strategis bagi masyarakat di wilayah Jawa bagian tengah. Selain menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah, kota ini juga mempunyai pelabuhan laut besar yang menjadi pintu gerbang aktivitas perekonomian dan perdagangan di kawasan Jawa bagian tengah. Maka, aktivitas industri, perdagangan dan jasa menjadi nafas kehidupan masyarakat Semarang dan sekitarnya.

Semarang yang saat ini mempunyai penduduk sekitar 1,3 juta jiwa, mempunyai luas wilayah sekitar 370 km persegi. Cukup besar bagi sebuah kota. Di atas kertas memang sangat ideal bagi perkembangan sebuah kota. Namun jika kita berkunjung ke sana, tampaklah beberapa masalah tata ruang dan kesemrawutan kota yang bisa menjadi pemandangan sehari - hari. Pusat keramaian kota yang tidak merata, dengan beberapa simpul keramaian terdapat pada tengah kota, seperti kawasan Simpang Lima, kawasan Tugu Muda, kawasan Johar, kawasan Peterongan hingga pasar kambing, dll, juga turut andil dalam menciptakan kepadatan yang terpusat. Apabila ditelusuri, hal ini tidak mungkin terjadi begitu saja, pasti ada sesuatu yang menyebabkan keramaian terjadi “ hanya “ pada simpul – simpul tersebut.

2. Pembentuk Citra Kawasan Peterongan Semarang

Kawasan Peterongan merupakan suatu kawasan padat penduduk dan transportasi yang terletak di wilayah Semarang Selatan. Secara umum kawasan ini merupakan daerah perdagangan dan jasa selain sebagai daerah pemukiman penduduk. Aktifitas perdagangan dan jasa pada daerah ini, pada skala kota telah menciptakan citra tersendiri baik bagi penduduk daerah di luar kawasan maupun penduduk didalam daerah kawasan itu sendiri.

Bagi penduduk diluar kawasan, telah menempatkan kawasan sebagai salah satu daerah perdagangan yang dapat digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan mereka. Sedangkan bagi penduduk kawasan ini, daerah ini merupakan tempat mereka mencari nafkah.

Sebagai kawasan yang berkembang menjadi kawasan pusat perdagangan dan jasa, kawasan ini telah mempunyai berbagai fasilitas yang berperan meningkatkan dan megaktifkan kawasan. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain fasilitas perdagangan, terlihat dengan adanya 2 pusat perbelanjaan besar, yakni Pasar Swalayan SriRatu, dan Java Supermall, adapula pasar peterongan, ruko, toko, tempat makan dari warung emperan ( PKL ) hingga restoran, fasilitas perkantoran seperti bank, dan fasilitas untuk aktifitas lain yang sifatnya menunjang kawasan seperti tempat ibadah, pendidikan, dan fasilitas pejalan kaki .

Kepadatan pada kawasan ini terjadi hampir sepanjang hari. Pada pagi hari, jalan disekitar pasar peterongan penuh sesak dengan pedagang, parkir kendaraan bermotor, dan kendaraan yang lalu lalang, selain itu, pada pagi dan siang hari kemacetan juga terjadi di depan sekolah Sedes Sapientae, ketika sore menjelang malam apalagi bila malam Minggu tiba, jalan didepan Pasar Swalayan SriRatu Peterongan padat dan penuh dengan kendaraan yang ingin menuju Sriratu, dan kendaraan “ buangan “ dari arah jalan Sriwijaya yang tidak boleh langsung belok ke arah Java Supermall karena kepadatan yang lebih “ menggila “.

Dengan adanya beberapa potensi diatas, dari segi ekonomi memang sangat menguntungkan, terciptanya kegiatan jual beli baik berupa barang maupun jasa pada kawasan ini secara tidak sadar meningkatkan nilai ekonomi kawasan, apalagi ketika citra sebuah kawasan sudah terbentuk sebagai sebuah kawasan ekonomi dan perdagangan. Sifat dasar manusia yang sangat ekonomi, dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraannya ketika melihat peluang ramainya kawasan, mengisyaratkan banyaknya permintaan namun penawaran yang terbatas juga dapat mendukung meningkatnya nilai ekonomi sebuah kawasan.

Dari segi sosial, interaksi positif antar manusia dalam setiap kegiatan yang ada pada kawasan yang sangat ramai tidak sepenuhnya tercapai, dengan adanya heterogenitas manusia yang datang kesenjangan sosial bisa terjadi, hal semacam ini seringkali ditemukan pada setiap kawasan yang padat. Adanya pencurian kendaraan bermotor, copet, jambret dapat dijadikan sebuah indikasi adanya permasalahan kesenjangan sosial pada kawasan ramai, dimana orang – orang yang datang sangat heterogen. Tidak menutup kemungkinan pembentukan citra negatif pada sebuah kawasan yang ramai dapat terjadi dengan adanya permasalahan ini.

Dari segi arsitektural, keseragaman dan keteraturan beberapa bangunan yang ada kurang dapat membentuk citra kawasan yang baik, terkesan kumuh dan asal – asalan dalam menciptakan simpul keramaian.Untuk itu perlu adanya penataan ulang atau revitalisasi pada beberapa bagian tertentu, contohnya pasar peterongan yang mengimbaskan kesan kumuh pada bangunan Pasar Raya SriRatu Peterongan , lain halnya dengan Java Supermall, yang setidaknya memiliki kesan lebih baik.

3. Permasalahan Utama Kawasan Peterongan Semarang

Sebagai kawasan perdagangan yang padat penduduk dan transportasi, terdapat beberapa permasalahan utama yang perlu diperhatikan penyelesaiannya diantaranya, kesemrawutan akses, kemacetan dan parkir. Kesemrawutan pada dasarnya terjadi karena kurangnya kesadaran akan pemanfaatan trotoar sebagai area untuk berdagang, sehingga fasilitas pejalan kaki terganggu dan akhirnya mengambil jalur kendar aan sebagai area pejalan kaki. Dari sini timbulah masalah baru, yaitu kemacetan dengan pengambilan jalur oleh para pejalan kaki, maka jalur kendaraan semakin sempit padahal volume kendaraan semakin meningkat. Tidak berhenti sampai disitu, penambahan volume kendaraan yang tidak diimbangi dengan lahan parkir yang memadai juga menambah berat permasalahan yang ada, karena parkir liar yang ada biasanya juga memakan jalur kendaraan. Kini yang bisa dilakukan hanya penataan dan penertiban kawasan oleh pemerintah yang berwenang karena pelebaran jalan sudah tidak mungkin dilakukan untuk menghindari dan menyelesaikan masalah tersebut. Jangan sampai potensi yang ada menciptakan citra buruk pada kawasan ini.

4. Kesimpulan

Apabila dikelompokkan, pada Kawasan Peterongan terdapat 3 kelompok simpul keramaian. Simpul keramaian pertama terletak pada koridor jalan Dokter Wahidin Sudirohusodo di depan Java Supermall, Simpul keramaian kedua terletak pada koridor jalan Dokter Wahidin Sudirohusodo di depan Pasar Swalayan SriRatu serta Pasar Peterongan, dan Simpul keramaian ketiga terletak pada koridor jalan Mataram di depan Sekolah Sedes Sapientae. Dengan banyaknya simpul keramaian pada kawasan ini, diikuti pula dengan banyaknya permasalahan yang ada, maka perlu adanya perhatian khusus untuk penyelesaiannya. Penataan dan penertiban kawasan oleh pemerintah yang berwenang dibantu dengan partisipasi masyarakat dapat dijadikan salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini. Jangan sampai potensi yang ada menciptakan citra buruk pada kawasan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar